Jumat, 03 Februari 2017

kepadatan penduduk di indonesia makalah

KATA PENGANTAR


Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Pengantar Bisnis dan Manajemen, dengan judul “Kepadatan Penduduk di Indonesia”.
 Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak.
 Demikian yang dapat kami sampaikan, kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.      
      















 



DAFTAR ISI



Halaman Judul
Kata Pengantar.............................................................................
Daftar Isi.......................................................................
BAB I PENDAHULUAN.......................................................
1.1 Latar Belakang...................................................
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................
1.3 Tujuan...........................................................................................
BAB II LANDASAN TEORI
2.1  Pengertian Kepadatan Penduduk dan Penduduk
2.2 Kepadatan Penduduk Menurut Para Ahli
BAB III PEMBAHASAN
3.2  Jeni-Jenis Kepadatan Penduduk dan Cara Penghitungannya
3.2 Faktor - faktor yang mempengaruhi kepadatan penduduk
3.3 Dampak Kepadatan Penduduk Di Indonesia
3.3.1 Dampak Positif kepadatan penduduk
3.3.2 Dampak Negatif kepdatan penduduk
3.4 Cara Mengatasi Masalah Kepadatan Penduduk
BAB III PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA










BAB I
PENDAHULUAN


1.1     Latar Belakang

            Pemerintah sudah mengeluarkan program  tentang KB atau disebut Keluarga Berencana. Program KB ini ditunjukkan untuk mengurangi jumlah kelahiran setiap tahunnya, karena pada prinsip KB disebutkan dua anak cukup. Dari adanya program tersebut, dapat disimpulkan bahwa masalah yang dihadapi pemerintah adalah tentang meningkatnya jumlah angka kelahiran yang terjadi di Indonesia pada setiap tahunnya.
            Bila setiap tahun angka kelahiran selalu meningkat, maka masalah besar yang dihadapi nantinya adalah tentang penduduk yang semakin banyak dan semakin padat. Inilah masalah serius yang akan dihadapi pemerintah nantinya, semakin banyak penduduk dalam suatu negara maka pemerintah negara tersebut akan kesulitan dalam menangani berbagai masalah-masalah yang muncul dalam masyarakat. Dalam tulisan ini, penulis akan merangkum banyak sedikitnya suatu masalah yang terjadi akibat kepadatan penduduk yang ada di Indonesia.
            Di negara maju, angka kelahiran dapat mereka tekan dengan berbagai cara mereka sendiri. Sehingga di negara maju tidak akan terjadi suatu kepadatan penduduk didalam suatu tempat. Sedangkan di negara-negara berkembang, kepadatan penduduk sudah menjadi hal lumrah yang menjadi pekerjaan rumah pemerintahnya. Layaknya di Indonesia, kepadatan penduduk pastilah sudah terjadi. Biasanya kepadatan penduduk yang terjadi di Indonesia adalah perpindahan masyarakat desa yang beralih ke masyaarakat kota, sehingga rata-rata kota besar yang ada di Indonesia jumlah penduduknya lebih banyak dibanding dengan masyarakat yang ada di desa.



1.2    Rumusan Masalah

a.       Apa pengertian kepadatan penduduk dan penduduk.
b.      Jenis-jenis kepadatan penduduk.
c.       Apa saja faktor – faktor yang mempengaruhi kepadatan penduduk.
d.      Apa dampak kepadatan penduduk.
e.       Bagaimana cara mengatasi masalah kepadatan penduduk.

1.3    Tujuan

a.    Untuk mengetahui penduduk dan kepadatan penduduk.
b.    Untuk mengetahui jenis-jenis kepadatan penduduk
c.    Untuk mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi kepadatan penduduk.
d.   Untuk mengetahui dampak kepadatan penduduk terhadap lingkungan.
e.    Untuk mengetahui cara mengatasi yang tepat untuk mengatasi masalah kepadatan penduduk.














BAB II
LANDASAN TEORI


2.1.  Pengertian Kepadatan Penduduk dan Penduduk
.
            Kepadatan penduduk adalah perbandingan antara banyaknya penduduk di bagi dengan  luas wilayahnya. Arti lain dari kapadatan penduduk adalah banyak nya penduduk dalam suatu wilayah lebih besar dari kapasitas luas wilayah  tersebut.Ciri-ciri kepadatan penduduk yang semakin tinggi adalah tingginya pertumbuhan penduduk yang terus berjalan dan meningkatnya jumlah pemukiman di daerah tersebu
            Penduduk adalah orang-orang yang berada didalam suatu wilayah yang terikat oleh aturan-aturan yang berlaku dan saling berinteraksi satu sama lain secara terus menerus. Sedangkan didalam sosiologi, penduduk adalah kumpulan manusia yang menempati wilayah geografi dan ruang tertentu.
            Badan Pusat Statistik (BPS), lembaga statistik pemerintah, hanya melakukan penelitian menyeluruh pada struktur populasi Indonesia sekali setiap dekade atau setiap 10 tahun sekali. Menurut studi terakhir yang dirilis pada tahun 2010, Indonesia memiliki jumlah penduduk 237.6 juta orang. Namun, menurut perkiraan dari berbagai lembaga Indonesia memiliki lebih dari 255 juta penduduk pada tahun 2016.
            Menurut proyeksi yang dilakukan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dengan menilik populasi absolut Indonesia di masa depan, maka negeri ini akan memiliki penduduk lebih dari 270 juta jiwa pada tahun 2025, lebih dari 285 juta jiwa pada tahun 2035 dan 290 juta jiwa pada tahun 2045. Baru setelah 2050 populasi Indonesia akan berkurang dan dua pertiga populasi Indonesia akan tinggal di wilayah perkotaan.

Angka kepadatan penduduk dihitung dengan cara membagi jumlah penduduk dengan luas wilayah. Jadi rumus yang digunakan adalah:
Kepadatan penduduk =  
Jumlah Penduduk
=
Jiwa/km²
Luas Wilayah


2.2. Kepadatan Penduduk Menurut Para Ahli

a.)        Menurut primitive rate
Maka makin sesaklah bumi kita ini dan semakin sulit memnuhi kebutuhan pangan karena tingkat pertumbuhan penduduk dunia yang sekitar 1,2% pertahun. Sedangkan lahan pertanian hanya bertambah 0,8% saja. Jumlah lahan ini pun semakin hari semakin berkurang saja karena semakin meningkat nya kebutuhan akan perumahan.

b.)       Menurut Malthus.
            Tingkat pertumbuhan penduduk adalah berdasarkan deret geometri (1,4,9,16,dst)  Sedangkan jumlah makanan hanyalah bertambah menurut deret aritmatika (1,2,3,4, dst) Hal ini tentu pada akhirnya akan menimbulkan persaingan mati-matian antara itomo sapiens untuk mempertumbuhkan sumber makanan karena berlebihanya pertumbuhan penduduk.











BAB III
PEMBAHASAN



3.1 Jeni-Jenis Kepadatan Penduduk dan Cara Penghitungannya

a)      Jenis Kepadatan penduduk  Agraris  (Agriculture Density), 
            Kepadatan penduduk agraris adalah angka yang menunjukkan perbandingan jumlah penduduk pada suatu daerah dengan luas lahan pertanian yang tersedia. Dengan adanya kecenderungan bahwa setiap tahun terjadi pengurangan lahan pertanian, maka perlu ada upaya-upaya kongkrit agar pemenuhan kebutuhan dari produk pertanian tetap terjaga serta adanya langkah-langkah pengamanan lahan pertanian untuk menekan laju pengurangannya. Rumus kepadatan penduduk agraris :

Kepadatan Penduduk Agraris =
Jumlah Penduduk Petani (jiwa)
Luas Lahan Pertanian (km2)


b)      Kepadatan  penduduk Fisiologis  (Physiological Density), 
            Kepadatan penduduk fisiologis adalah perbandingan antara jumlah penduduk dengan luas lahan pertanian. Kepadatan jenis ini biasanya untuk mengukur kemampuan produksi pertanian dalam memenuhi kebutuhan hidup masyarakat. Rumus kepadatan penduduk fisiologis:

Kepadatan Penduduk Fisiologis =
Jumlah Penduduk (jiwa)
Luas Lahan Pertanian (km2)


c)      Kepadatan penduduk ekonomis 
            Kepadatan penduduk ekonomis adalah perbandingan antara jumlah penduduk dengan luas lahan menurut kapasitas produksinya. Rumus kepadatan penduduk ekonomis:

Kepadatan Penduduk Ekonomis =
Jumlah Penduduk (jiwa)
Luas Lahan Produksi (km2)


d)     Kepadatan penduduk aritmatik
Kepadatan penduduk aritmatik adalah jumlah rata-rata penduduk yang tinggal pada suatu wilayah yang luasnya 1 km2. Kepadatan penduduk aritmatik dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut ini:

Kepadatan Penduduk Aritmatik =
Jumlah Penduduk (jiwa)
Luas wilayah (km2)

3.2 Faktor - faktor yang mempengaruhi kepadatan penduduk

1)    Faktor fisiografis wilayah (fisik suatu wilayah )
Kenampakan fisik suatu wilayah sangat memengaruhi terhadap kepadatan penduduk. Setiap orang pasti akan memilih daerah yang memiliki sumber air yang baik, daerahnya datar, tanahnya subur,fasilitas-fasilitas yang mudah di jangkau dan wilayah yang beriklim terlalu panas, terlalu dingin, dan terlalu basah biasanya tidak disenangi sebagai tempat tinggal.

2)   Faktor sosial budaya
            Perubahan pola fikir masyarakat mengakibatkan berkembangnya kondisi fisik suatu wilayah. Hal tersebut akan menjadi magnet bagi masyarakat di luar untuk datang dan mengadu nasib di wilayah tersebut. 
3)   Faktor ekonomi
           Masyarakat yang memiliki ekonomi rendah atau miskin juga menjadi salah satu masalah yang melanda Indonesia. walau Indonesia bukan termasuk negara miskin namun menurut PBB  lebih dari 30 juta rakyat Indonesia hidup di bawah garis kemiskinan, sehingga masyarakat yang memiliki ekonomi rendah yang tinggal di wialayah yang perekonomiannya kurang berkembang lebih memilih wilayah yang perekonomiannya sangat pesat dan sekaligus banyak peluang kerja.

4)   faktor Pendidikan Yang Rendah
            Kesadaran masyarakat akan pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Dari Undang-Undang yang dikeluarkan pun terlihat bahwa wajib belajar penduduk Indonesia masih terbatas 9 tahun sementara negara lain seperti filiphina bahkan menetapkan wajib 13 tahun dalam pendidikannya.
            Namun bagi Indonesia sendiri, angka 9 tahun pun belum semuanya terlaksana dan tuntas mengingat banyaknya pulau di Indonesia yang masih belum terjangkau oleh berbagai fasilitas pendidikan. Hal ini memicu tingginya pernikahan di usia muda

5)   Faktor kesalahan tata ruang kota
Pembangunan saat ini lebih mengarah pada urban oriented dibanding rural oriented, sehingga pertumbuhan penduduk lebih besar di kota besar, sedangkan wilayah pedesaan menjadi tidak berkembang. Hal tersebut berdampak pada arus urbanisasi yang besar dan desa menjadi kekurangan penduduk.

3.3   Dampak Kepadatan Penduduk Di Indonesia

3.3.1 Dampak Positif kepadatan penduduk

a)    Tersedianya tenaga kerja untuk meningkatkan produksi dalam memenuhi kebutuhan yang terus meningkat.
b)   Bertambahnya kebutuhan akan pangan, sandang, dan papan sehingga berkembang jumlah dan jenis usaha lokal.
c)    Meningkatnya investasi atau penanaman modal karena makin banyak
d)   kebutuhan manusia.
e)    Meningkatnya inovasi karena penduduk dipaksa untuk memenuhi kebutuhannya. Misalnya, agar produktivitas lahan pertaniannya meningkat, manusia mengembangkan pupuk dan benih unggul untuk memenuhi kebutuhan penduduk yang terus meningkat.

3.3.1   Dampak Negatif kepdatan penduduk

a)    Meningkatnya Angka Pengangguran
Angka pertumbuhan penduduk yang tidak seimbang dengan pertumbuhan lapangan kerja akan menimbulkan masalah pengangguran. Sebagian tenaga kerja tidak terserap oleh lapangan kerja yang ada karena kecepatan pertumbuhan lapangan kerja baru kalah oleh kecepatan pertumbuhan penduduknya.

b)   Meningkatnya angka kriminal
 Banyaknya tenaga kerja yang menganggur atau belum mendapatkan pekerjaan sangat rentan terhadap perilaku kejahatan atau kriminal. Desakan kebutuhan dapat memaksa sebagian penduduk untuk melakukan tindak kejahatan.

c)    Meningkatnya Angka Kemiskinan
Pertumbuhan penduduk yang tinggi berdampak pada meningkatnya kebutuhan akan sumber daya, khususnya sumber daya alam. Jika penduduk bertambah, harus disediakan lahan baru untuk memenuhi kebutuhan pangan/ makanan dan rumah untuk tinggal. Diperlukan lowongan pekerjaan baru bagi mereka untuk memenuhi kebutuhannya. Jika tidak terpenuhi, akan muncul masalah kemiskinan.
d)   Berkurangnya Lahan untuk Pertanian dan Permukiman
               Bertambahnya penduduk di suatu wilayah tentu membutuhkan lahan pertanian dan permukiman baru. Setiap penduduk yang lahir memerlukan rumah untuk tinggal dan lahan pertanian untuk memenuhi kebutuhan akan makanan. Makin banyak yang lahir, makin banyak lahan pertanian dan permukiman baru yang harus disediakan. Pada gilirannya, lahan pertanian yang ada akan berkurang karena dipakai untuk permukiman.

e)    Makin Banyaknya Limbah dan Polusi
Kegiatan penduduk, baik kegiatan di rumah, kegiatan perdagangan, atau industri pasti menghasilkan sampah atau limbah. Makin banyak penduduk, makin banyak limbah yang dihasilkan. Pada gilirannya, sampah atau limbah akan berdampak buruk pula bagi manusia.

f)    Ketersediaan Pangan Makin Berkurang
Permukiman, industri, perdagangan, dan aktivitas manusia lainnya terus berkembang yang akhirnya mengubah fungsi lahan pertanian menjadi non- pertanian. Akibatnya, produksi pertanian berkurang dan terus berkurang. Ini berarti ketersediaan pangan juga akan makin berkurang dan terpaksa harus mendatangkannya dari daerah atau negara lainnya.

g)   Kesehatan Masyarakat Makin Menurun
Pertumbuhan penduduk yang tinggi, khususnya di daerah perkotaan, akan membuat harga lahan makin mahal. Akibatnnya, sebagian penduduk tidak mampu membeli lahan dengan luas yang cukup memadai untuk permukiman. Permukiman menjadi sangat padat sehingga tidak sehat. Apalagi jika sanitasinya buruk, tentu keadaan itu akan menimbulkan berbagai macam penyakit.



h)   Berkembangnya Permukiman Tidak Layak Huni
Lahan yang makin terbatas akibat tingginya laju kepadatan penduduk, terutama di daerah perkotaan, mendorong naiknya harga lahan sehingga sulit dijangkau oleh sebagian penduduk. Akibatnya, sebagian penduduk terpaksa tinggal di daerah yang kurang layak dengan membangun rumah seadanya. Biasanya, mereka membangun rumah di tepi sungai, sepanjang rel kereta api, atau lahan kosong milik pemerintah yang belum di manfaatkan, daerah tersebut dikenal sebagai daerah kumuh (slum area).

3.4    Cara Mengatasi Masalah Kepadatan Penduduk

Pemerintah sudah menegeluarkan beberapa kebijakan untuk mangatasi masalah kepadatan penduduk yaitu :
1)   Merencanakan program Keluarga Berencana (KB)
sebagai gerakan nasional, meski program ini cenderung bersifat persuasif ketimbang dipaksakan. Program ini dinilai berhasil menekan tingkat pertumbuhan penduduk Indonesia.  Program KB dimulai pada tahun 1968 semasa pemerintahan presiden Suharto dan sampai saat ini masih diteruskan oleh presiden2 penerusnya program KB atau Keluarga Berencana untuk membatasi jumlah anak dalam suatu keluarga secara umum dan masal, sehingga akan mengurangi jumlah angka kelahiran.

2)   Menetapkan Undang-Undang Perkawinan
Undang-Undang yang di dalamnya mengatur serta menetapkan tentang batas usia nikah,agar penduduk yang masih mengikuti kebiasaan tradional yang menikahkan anaknya yang masih dibawah umur tidak terjadi terus menerus.

3)   Membatasi pemberian tunjangan anak bagi PNS/ABRI hanya sampai anak kedua.

4)   Mempermudah dan meningkatkan pelayanan dalam bidang pendidikan, sehingga keinginan untuk segera menikah dapat dihambat. 

5)   Meningkatkan wajib belajar pendidikan bagi masyarakat, dari 9 tahun menjadi 12 tahun.

6)   Menciptakan lapangan kerja di daerah-daerah
            Salah satu cara menciptakan lapangan kerja di daerah adalah tidak menjadikan pulau Jawa sebagai satu-satunya pusat industri di Indonesia. Dengan kata lain, pabrik-pabrik besar tidak hanya dibangun di Jawa, tapi diseluruh pulau besar di Indonesia secara merata sehingga taraf hidup masyarakat meningkat, maka diharapkan hilangnya kepercayaan banyak anak banyak rejeki.

7)   Mengurangi kepadatan penduduk dengan program transmigrasi
Dengan menyebar penduduk pada daerah-daerah yang memiliki kepadatan penduduk rendah diharapkan mampu menekan laju pengangguran akibat tidak sepadan antara jumlah penduduk dengan jumlah lapangan pekerjaan yang tersedia.

8)   Meningkatkan produksi dan pencarian sumber makanan
Hal ini untuk mengimbangi jangan sampai persediaan bahan pangan tidak diikuti dengan laju pertumbuhan. Setiap daerah diharapkan mengusahakan swasembada pangan agar tidak ketergantungan dengan daerah lainnya.

9) Pemerataan pembangunan
            Pemerataan pembangunan baik diwilayah Indonesia timur, tengah maupun barat akan mengurangi jumlah penduduk yang memilih untuk mengadu nasib ke pulau Jawa. Jika pembangunan di daerah-daerah sudah hampir sama dengan di pusat, maka penduduk tidak perlu keluar dari daerahnya.  Pada akhirnya, mereka bisa ikut serta membangun daerahnya masing-masing. Dan hal ini akan berdampak pada pembangunan secara nasional.
BAB III
PENUTUP


4.1 Kesimpulan

Dari uraian di atas dapat di simpulkan bahwa penduduk merupakan
 orang-orang yang menduduki suatu tempat, wilayah atau Negara.Penambahan penduduk yang cepat menyebabkan tingkat kepadatan penduduk menjadi tinggi. 
Faktor-faktor yang mempengaruhi kepadatan penduduk antara lain faktor fisiografis wilayah, faktor sosial budaya, faktor ekonomi, Faktor biologis, faktor kesalahan tata ruang kota. 
            Dampak kepadatan penduduk secara positif antara lain tersedianya tenaga kerja untuk meningkatkan produksi dalam memenuhi kebutuhan yang terus meningkat, bertambahnya kebutuhan akan pangan, sandang, dan papan sehingga berkembang jumlah dan jenis usaha lokal, meningkatnya investasi atau penanaman modal karena makin banyak kebutuhan manusia, meningkatnya inovasi penduduk. Sedangkan dampak secara negatif antara lain meningkatnya angka pengangguran, meningkatnya angka kriminal, meningkatnya angka kemiskinan, berkurangnya lahan untuk pertanian dan permukiman, makin banyaknya limbah dan polusi, ketersediaan pangan makin berkurang, kesehatan masyarakat makin menurun, berkembangnya permukiman tidak layak huni.
Adapun hal-hal yang perlu dilakukan untuk menekan pesatnya pertumbuhan penduduk  adalah menggalakkan program KB (Keluarga Berencana), ,meningkatnya angka pengangguran, meningkatnya angka kriminal, meningkatnya angka kemiskinan, berkurangnya lahan untuk pertanian dan permukiman, makin banyaknya limbah dan polusi, ketersediaan pangan makin berkurang, kesehatan masyarakat makin menurun,berkembangnya permukiman tidak layak huni.



4.2  Saran

Dengan adanya makalah ini diharapkan pembaca dapat memahami kepadatan penduduk di Indonesia dan mengetahui bagaimana cara mengatasinya. Mohon maaf  apabila ada kesalahan dan kekurangan dalam penulisan makalah ini. Akhir kata dari kami, semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.























DAFTAR PUSTAKA